Kamis, 29 April 2010

earth simulator

• Halaman Depan
• FT UNDIP
Home
Earth Simulator
Sat, 05/05/2007 - 11:23
(Republika-online)
Dengan 640 prosesor dan 5.120 CPU, Jepang akan mampu memprediksi bencana alam hingga 30 tahun ke depan.
Pengetahuan yang diajarkan sejak bangku sekolah dasar itu boleh jadi tengah dirongrong sang waktu. ''Katanya musim kemarau, kok banyak hujannya?'' kata Lukman (33 tahun), warga Depok, pekan lalu. Banyak yang kecele. Lukman, termasuk yang kecele tadi, pun mulai dibuat gamang pada pakem lama.
Pakem lama yang begitu menghujam dalam ingatan: kemarau dan hujan tertib silih berganti, saban enam bulan sekali, di negeri ini. Tapi sebuah anomali, barangkali, tengah terjadi tahun 2006. Anomali --penyimpangan alam-- yang membuat hujan tumpah ruah di musim kemarau yang semestinya kerontang
Dugaan anomali ini yang membuat Badan Meterologi dan Geofisika (BMG) merasa perlu berbicara. ''Musim di Indonesia sejatinya tak pernah bisa dipukul rata di setiap daerah. Jika di satu daerah tengah musim kemarau, di tempat lain boleh jadi sedang kelimpahan hujan,'' terang Sutrisno, deputi Sistem Data dan Informasi BMG, Kamis, 7 Juli lalu.
Di tengah anomali, ketidakakurasian prediksi yang kerap menerbitkan rasa skeptis itu, Jepang justru melangkah amat jauh. Negeri paling modern di tanah Asia itu, mengaku memiliki ilmu untuk meramal cuaca, badai, angin, kekeringan, termasuk gempa, dalam tempo 30 tahun ke depan.
Kementerian Sains dan Teknologi Jepang, Kamis pekan lalu, menyatakan telah memiliki dan siap mengoperasikan superkomputer yang dapat mengalkulasi tekanan atmosfer, suhu muka laut, pergerakan kerak Bumi, guna menghasilkan pola iklim jangka panjang, termasuk pola bencana.
Hasil olahan Earth Simulator --nama superkomputer ini-- dapat menjadi acuan untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang potensial diserang hujan lebat, badai salju, gelombang pasang besar, angin kencang, suhu tinggi, kekeringan, dan gempa, dalam tiga dekade mendatang (hingga 2036).
''Maka kita akan tahu daerah mana yang berisiko tinggi bencana. Berpijak dari data ini kita harus mulai berpikir bagaimana cara mengatasinya sejak sekarang,'' kata Tomonori Otake, pejabat kemeterian Sains dan Teknologi, seperti dikutip MSNBC, pekan lalu.
Proyek ini akan dimulai tahun depan. Tak sekadar memprediksi iklim Negeri Sakura dalam rentang nyaris setengah abad, Otake menyatakan bahwa superkomputer ini sekaligus akan dimanfaatkan untuk membedah tren pemanasan global di muka Bumi dalam tempo 300 tahun. Dana 26 juta dolar AS per tahun disiapkan. Dan semuanya berawal dari sebuah alat bernama Earth Simulator.
Apa Earth Simulator?
Majalah Time (2002) menobatkan Earth Simulator sebagai The Best Invention of the Year. Peranti seharga 350 juta dolar AS (Rp 3,5 triliun) itu dijuluki raja superkomputer lantaran mampu melakukan 35,86 triliun kalkulasi dalam tempo satu detik, setara dengan jumlah bintang di galaksi.
Sebelumnya, predikat komputer tercanggih sejagat dipegang Blue Gene buatan IBM, yang mampu melakukan 7,2 triliun kali kalkulasi per detik, atau cuma seperlima kali Earth Simulator.
Earth Simulator mulai dirancang pada 1999, dan diperkenalkan pada 2002. Ongkos yang digelontorkan pemerintah Jepang untuk mewujudkan peranti ini, termasuk membuat pusat risetnya adalah sebesar 7,2 miliar yen. Performa Earth Simulator, kata majalah Time, cuma dapat ditandingi oleh 12 superkomputer tercanggih saat ini dan dikumpulkan bersamaan.
Earth Simulator disimpan di Earth Simulator Research Centre di Yokohama Jepang, menempati area seluas empat kali lapangan tenis. Kekompleksan perangkat ini sulit ditandingi: terdiri dari 640 prosesor, 5.120 CPU dan terhubung dengan 2.800 kilometer kabel (separuh jarak Sabang sampai Merauke).
Dirakit perusahaan komputer NEC, Earth Simulator berbasis arsitektur SX-6. Ia memiliki 640 nodes dengan delapan vector processors. Tiap nodes memiliki memori 16 gigabit. Total jenderal, ia mengandung 10 tetrabit di keseluruhan 5.120 CPU.
Setiap node diinstal pada 1x1,4x2 meter lemari. Setiap lemari mengonsumsi 20 KVA energi. Secara keseluruhan sistem ini memuat 700 tetrabit disk storage (450 untuk sistem, 250 untuk pengguna) dan 1,6 pentabit masa penyimpanan (mass storage) pada tape drives. Soal kecepatan, ia lima kali lebih cepat ketimbang salah satu produk IBM tercanggih, ASCI White, yang digunakan militer Amerika Serikat.
Meramal dengan Earth Simulator
Apa hubungannya Earth Simulator dengan iklim dan gempa? Para saintis bukannya tak tahu soal adanya interaksi yang amat kompleks antara atmosfer Bumi, lautan, dan kerak Bumi, yang kerap kali --akibat intensitas yang tinggi-- memicu petaka alam: dari banjir, badai, angin topan, hingga gempa bumi yang dahsyat.
Para saintis malahan sudah tahu bahwa untuk memprediksi segala bencana tadi perlu dibikin sebuah model iklim, menyederhanakannya, dan membawanya ke ruang laboratorium untuk dibuat simulasi. Sayangnya, paling tidak hingga tahun ini, belum ada komputer yang mampu mengolah data iklim yang luar biasa kompleks itu.
Cuma Earth Simulator yang bisa. Dengan kemampuan komputasi tingkat tinggi, Earth Simulator mampu mengolah triliunan data iklim, sekaligus menganalisis pola-pola yang mungkin muncul, ribuan kali lebih detail ketimbang komputer yang ada di muka Bumi.
Dengan Earth Simulator, kata Otake, area pemantauan pun menjadi kian mengerucut, bahkan yang terkecil yang pernah ada. ''Earth Simulator dapat mengumpulkan data iklim hingga luas 10 kilometer persegi wilayah di ekuator, memungkinkan para ilmuwan membuat prediksi yang lebih akurat tentang suhu muka laut, hujan, dan bencana alam,'' jelas dia.
Earth Simulator juga dapat meneliti siklus samudera dalam rentang ribuan tahun ke belakang, dan karenanya, ia mampu memprediksi perubahan cuaca secara lebih detail dalam tempo 180 hari ke depan. Dengan tingkat komputasi yang tinggi, ia bahkan dapat mengungkap misteri anomali-terbesar, seperti fenomena El-Nino yang menyebabkan kekeringan.
Tak kalah penting, Earth Simulator dapat melakukan simulasi gempa-gempa bumi purba untuk kepentingan mitigasi bencana. Ini, menurut Otake, lantaran Earth Simulator mampu mengolah secara presisi perubahan-perubahan jangka panjang pada kerak Bumi. Meski demikian, tak sedikit yang skeptis soal akurasi prediksi Earth Simulator menyusul panjangnya rentang waktu prediksi dan luasnya daerah prediksi. imy/ap/nec.com/time
Fakta Angka
35,86 Triliun
Jumlah kalkulasi yang bisa dilakukan Earth Simulator dalam dalam tempo satu detik.
• Add new comment
• 1431 reads
Berita Terkini
 Badai Matahari Bisa Kacaukan GPS pada 2011
 BUAT YANG MAU TAHU LEBIH DARI GPS
 Dunia berputar lebih cepat meski cuma sekitar 1 detik
 Earth Simulator
 Mengenal Gempa Bumi
Teknologi Geodesi
 Satelit Altimetri
 Satelit Galileo
 Satelit Gravimetri
 Teknologi GPS
 Teknologi GPS Untuk Penentuan Posisi
 Teknologi InSAR
• Info Terbaru
 Sertifikat PPMB Untuk Mahasiswa Baru 2007/2008
 Kalender Akademik 2007/2008
 Pengumuman PSSB UNDIP 2007
Menu Utama
 Sejarah Kelahiran
 Latar Belakang
 Misi & Tujuan
 Kurikulum
 Dosen & Karyawan
 FT Webmail
 Sistem Informasi Kepegawaian
 SIA Geodesi (Lokal)
Download
 Pogram BAPSI
 Update P. SIA
Who's online
There are currently 0 users and 1 guest online.
Links
 Undip
 Geodesi ITB
 Geodesi ITS
 Geodesi UGM
Shout Box
mahfudin: Enter Message
admin: selamat datang di website geodesi..testing web




Who's new
• adisift
• mahfudin
• admin
Navigation
 Recent posts
User login
Username: *
Password: *

• Request new password

________________________________________
Powered by Drupal - Design by artinet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar